Deskripsi/Sinopsis :
Buku ini dimaksudkan untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang kaitan antara bahasa dan pariwisata, karena tourism, in the act of promotion, has a discourse of its own (Dann, 1996: 2). Dengan kata lain, bahasa pariwisata memiliki ciri wacana khusus dan memainkan peran yang tidak kecil dalam upaya memajukan pariwisata, di samping tentunya masalah mendasar harus dipenuhi, seperti infrastruktur dan pelayanan yang prima, kenyamanan, kemudahan, keamanan para wisatawan dan sebagainya.
Adapun bidang yang hendak disajikan adalah yang berkaitan dengan analisis wacana pariwisata, di samping hal-hal yang menyangkut gaya bahasa atau style yang mengacu pada the linguistic characteristics of a particular text (Leech & Short, 1994: 12). Teks yang menjadi pokok bahasan dalam buku ini terutama adalah teks-teks yang mendeskripsikan kepariwisataan, khususnya yang menyangkut pariwisata Jawa Barat, termasuk di dalamnya pembahasan tentang figures of speech atau kiasan, seperti simile, personifikasi dan terutama metafora, berdasar pada kenyataan bahwa begitu banyak metafora digunakan dalam berbagai wacana pariwisata, dan juga dalam kehidupan sehari-hari seperti dikatakan oleh Lakoff & Johnson bahwa metaphor is pervasive in everyday life, not just in language but in thought and action (Lakoff & Johnson, 1980: 3).
Metafora dalam kenyataannya digunakan atau muncul tidak hanya berupa ungkapan yang berdiri sendiri tetapi selalu berkaitan dengan wacana secara utuh. Eksistensinya bukan pada level kata tetapi pada level wacana, sebagaimana dinyatakan oleh Forceville bahwa a metaphor does not obtain at the level of the word but at the level of discourse (Forceville, 1998: 7). Selain itu dalam kaitannya dengan kepariwisataan, perlu juga direnungkan pendapat Dann yang menyatakan bahwa of all the metaphors used to capture the postmodern condition, none has perhaps been employed more frequently than that of ‘the tourist’ (Dann, 2002: 6). Namun, sebelum sampai pada pembahasan tentang teks atau wacana, dan juga gaya bahasa, khususnya metafora, akan dipaparkan terlebih dahulu ihwal pariwisata itu sendiri sebagai berikut.
Berwisata sudah sejak dahulu merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kalangan remaja, dewasa dan juga orang tua dengan berbagai macam bentuknya sesuai dengan hasrat dan kemampuan masing-masing wisatawan. Bahkan sekarang, selain berwisata dalam bentuk rombongan dengan menggunakan bus, kereta api atau pesawat terbang, sudah berkembang dengan pesat wisata perorangan atau kelompok kecil dengan biaya yang relatif murah karena sebagian perjalanannya dilakukan dengan jalan kaki sambil membawa ransel/ tas punggung atau backpack, oleh karena itu mereka dikenal sebagai backpacker, yang menurut Bateman (2006: 20) adalah somebody who travels, or goes walking, carrying a backpack, atau wisatawan yang memilih bepergian dengan bebas kemana pun dia ingin. Oleh karena itu, mereka tidak pergi berombongan tetapi perorangan atau kelompok kecil dengan membawa tas punggung yang berisi perlengkapan yang mereka butuhkan selama melakukan perjalanan.







Ulasan
Belum ada ulasan.