Sampai saat ini tidak banyak buku terkait situs Gunung Padang yang terletak di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat, yang dapat dibaca oleh masyarakat. Umumnya informasi tentang situs tersebut di samping sedikit jumlahnya, juga hanya bisa dibaca secara terbatas, tidak banyak orang bisa mengaksesnya.
Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk menerbitkan buku yang diberi judul Situs Gunung Padang: Kebudayaan, M anusia dan Lingkungan. Judul yang demikian sengaja penulis pilih dengan dasar pemikiran agar bisa memaparkan tentang keberadaan situs Gunung Padang dari perspektif yang lebih luas, multidimensional melibatkan berbagai disiplin ilmu: arkeologi, geologi, antropologi, sejarah, ilologi, ethnograi, sosial-politik, arkeologi publik, yang juga didukung oleh analisis laboratorium untuk mengetahui pertanggalan budaya.
Penulisan yang demikian sengaja dipilih karena selain dapat mengungkap keberadaan objek secara sinkronik dan diakronik, juga dapat menjelaskan berbagai aspek lainnya yang terkait situs Gunung Padang dalam perkembangannya di tengah masyarakat. Tidak hanya mengungkap keberadaan situs Gunung Padang dan lingkungan isiknya pada masa lalu, tetapi juga mengungkap tentang kronologi budaya, sumber material, teknik rancang bangun dan pola susun balok batu yang ada di situs Gunung Padang yang berbentuk punden berundak. Serta mengungkap tentang bagaimana keberadaan situs tersebut dalam perkembangan budaya lokal di Tatar Sunda, dan perkembangannya di tengah masyarakat kekinian.
Di dalam buku ini penulis juga coba bahaskan tentang berbagai isu terkait situs Gunung Padang yang berkembang di tengah masyarakat selama kurun waktu antara 2012 hingga 2013 lalu, yang sangat mencengangkan, tidak hanya bagi kalangan arkeologi tetapi juga di kalangan disiplin ilmu terkait lainnya. Di antaranya disebutkan bahwa situs Gunung Padang dibangun untuk menutupi budaya lama yang ada di dalamnya. Sejalan dengan isu itu disebutkan bahwa di dalam Gunung Padang terkubur bangunan raksasa.
Kemudian juga disampaikan tentang berbagai bentuk piramida, dan lebih menakjubkan lagi adalah bentuk rekonstruksi imajiner situs Gunung Padang yang dikelilingi oleh sungai dan hamparan danau besar di depannya. Isu lain yang tak kalah mencengangkan kandungan emas berton-ton, lapisan pasir peredam gempa, koin purba, semen purba, kujang raksasa, ruang di dalamnya dengan interpretasinya yang sangat luar biasa, serta pertanggalan budaya yang disebutkan akan merubah peta budaya dunia, sehingga penulis pandang harus diluruskan.
Tanpa disadari berbagai isu itu telah banyak manarik keinginan masyarakat untuk berkunjung ke situs Gunung Padang. Kunjungan masyarakat ke situs Gunung Padang dalam satu harinya sudah menembus angka ribuan. Jumlah pengunjung semakin meningkat selama enam tahun terakhir ternyata juga telah menimbulkan dampak tersendiri bagi kelestarian situs Gunung Padang







