Sulawesi Selatan terkenal akan keragaman bahasa masyarakatnya. Salah satu bahasa daerah mayoritas penduduk di wilayah ini adalah bahasa Bugis. Bahasa ini terdiri atas beberapa dialek yang tersebar di hampir semua wilayah Sulawesi Selatan. Pada umumnya, dialek-dialek tersebut diberi nama sesuai dengan wilayah pakainya. Salah satu dialek yang dianggap paling berbeda dengan semua dialek yang ada, yaitu dialek Bugis Sinjai. Perbedaan yang ada bukan hanya dari segi pola intonasi, melainkan juga terdapat pada tataran struktur kebahasaan dan leksikon.
Karya sederhana berjudul “Sosiodialektologi Bahasa Bugis di Sinjai” merupakan tulisan awal untuk mengenal lebih Dialek Bugis Sinjai. Buku ini disajikan dalam beberapa bagian. Pada bagian awal diuraikan sekilas mengenai bahasa Bugis dan dialek-dialeknya serta penjelasan mengenai kajian yang dipilih dalam tulisan ini. Bagian kedua berisi ulasan mengenai gambaran umum wilayah Sinjai, yang meliputi sejarah singkat, keadaan alam dan masyarakatnya, serta pesona budaya dan situasi kebahasaan di wilayah itu. Pada bagian ketiga dibahas mengenai deskripsi linguistik Dialek Bugis Sinjai, yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Selanjutnya pada bagian keempat dideskripsikan mengenai pengaruh variabel sosial terhadap Dialek Bugis Sinjai, sedangkan bagian kelima berisi simpulan. Selain deskripsi mengenai seluk beluk dialek ini pada aspek linguistik, juga dibahas mengenai hubungan antara aspek tersebut dengan variabel sosial dan variabel geografi yang melahirkan keragaman penggunaan Dialek Bugis Sinjai.
Sebagai sebuah pengenalan awal mengenai Dialek Bugis Sinjai dalam bingkai kajian sosiodialektologi, uraian dalam buku ini belum membahas semua aspek secara mendalam. Meskipun demikian, buku ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan mengenai keragaman dan keunikan bahasa Bugis yang dituturkan di Sinjai, yang merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa.
Penulis harapkan semoga buku ini bermanfaat dan menjadi langkah awal untuk terbitnya buku-buku berikut dengan tema yang lebih beragam mengenai kekayaan budaya dan Bahasa di Sinjai yang ‘terpendam’. Semoga dengan membaca buku ini, kebanggaan sebagai generasi penerus di Bumi Tellu Limpoe Pitu ri Wawo Bulu semakin terpupuk dan menjadi pemantik untuk berkarya demi kemajuan Sinjai Bersatu





